My first fanfict nih, sorry
kalo masih banyak banget typo,,, :)
Enjoy...
“ Non.. non shilla” panggil
seseorang dengan lembut sambil menepuk-nepuk pelan pipi Shilla.
“ Non, bangun non. Sudah siang... non inikan hari pertama non Shila masuk
sekolah.” sahut orang tersebut lagi.
Shilla pun terbangun lalu melakukan sedikit peregangan. Kantuknya belum
pulih benar. Terlihat matanya masih tertutup. Perlahan ia membuka kedua
matanya. Dilihatnya Mbok Minah sedang membereskan meja belajarnya.
“ Mbok, Mama mana?” tanya Shilla.
“ Mama sama Papa udah berangkat tadi pagi ke Semarang non.”
“ Ngapain? Terus Kekey sama Shanin mana?” tanya shilla lagi
“ Katanya mau ngurusin proyek disana. Non shanin lagi mandi. Kalo kekey
masih tidur, kecapekan kali.” Sahut mbok minah tersenyum.
“ Terus kapan pulang?” tanya shilla lagi
“ Katanya di Semarang tiga minggu. Setelah itu pulang sebentar lalu pergi
ke Medan.”
Shilla sedih mendengarnya, sebelumnya belum pernah orang tuanya sesibuk ini
sampai-sampai melupakan anak-anak mereka. Mungkin usaha orang tuanya yang
berkembang pesat, sehingga keduanya harus berusaha dengan ekstra agar semua
usaha tidak sia-sia.
Shilla adalah anak pertama dari pasangan Pak Galih dan Bu Manda. Shilla
punya dua orang adik yang keduanya adalah perempuan. Mereka adalah Shanin dan
Kekey. Shilla dan keluarganya dulu tinggal di Bandung. Namun karena alasan
perusahaan ayahnya yang semakin maju, Shilla dan keluarganya harus pindah ke
Jakarta. Shilla merasa sangat berat meninggalkan tempat yang penuh dengan
kenangan manis tersebut. Namun dengan terpaksa Shilla harus ikut keluarganya
pindah ke Jakarta. Shanin sekolah di SMP Steinmeiz, kekey sekolah di SDN 21
JAKARTA, sementara Shilla sendiri sekolah di Carnations High School.
“ Non...” panggil mbok Minah.
Shilla terperanjat dan bertanya ke mbok Minah.
“ Mbok, sekarang udah jam berapa?” tanya Shilla.
“ Udah jam 06.15 WIB.” Jawab mbok Minah
“ Oooh...” sahut Shilla.
“ Huaaa... aku telat mbok” teriak
Shilla lalu bangkit dari tempat tidurnya, menyambar sebuah handuk lalu masuk ke
kamar mandi. Mbok minah hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat majikan
kesayangannya itu.
Diruang makan, Shilla menyambar roti Shanin yang sudah di berinya selai
coklat kesukaannya. Shanin berteriak kesal.
“ iiihhh mbak Shilla,,,” teriak shilla kesal.
“ hehehe sorry Nin. Mbak udah telat nih... mbak udah telat nih. Mbak duluan
ya, kan sekolah mbak paling jauh.” mencium Shanin dan Kekey, lalu menggoes
sepeda biru kesayangannya. Di sekolah nya yang lama, Shilla dan sahabatnya
sering bersepeda bersama berangkat kesekolah. Shilla memang belum pernah
tinggal di Jakarta. Namun kemarin, papanya mengantarkan Shilla kesekolahnya
sekadar untuk melihat-lihat.
“ aduh, dua menit lagi jam 07.00 WIB nih. Telat gak ya?” sahut Shilla
khawatir sambil sesekali melihat jam tangan nya. Jalan sekitar pertigaan menuju
kesekolahnya agak becek, mungkin karena hujan semalam. Saat hendak berbelok ke arah
kanan, sebuah mobil yang mewah secara bersamaan akan berbelok juga. Sehingga
saat lewat di genangan air kotor, air tersebut terciprat kearah Shilla. Shila
terkejut lalu menghentikan sepedanya. Shilla berhenti untuk membersihkan
pakaian nya sambil berteriak-teriak kesal ke si pengemudi mobil tersebut.
“ heh, elo... jangan mentang-mentang punya mobil seenaknya aja.” Teriak
Shilla kesal. Karena teriakan nya tidak ditanggapi, Shilla pun merasa kesal
lalu melanjutkan perkataannya.
“ baru punya mobil segitu udah sombong. Elo pikir, ni jalan punya nenek
moyang lo apa. Ini tuh jalan umum. Jangan mikirin diri sendiri dong. Nyusahin
orang lain aja bisanya. Dasar orang kaya sombong” sahut Shilla merasa puas
setelah mengeluarkan semua uneg-unegnya.
Orang tersebut lalu membuka kaca mobilnya lalu tersenyum sinis. Terlihat
sekali keangkuhan dirinya.
“ udah puas ngomongnya?” sahut orang tersebut lalu menutup kaca mobilnya kembali.
Terasa sampai keubun-ubun panas hati Shilla.
“ heh, elo punya hati gak sih? Udah salah bukannya minta maaf malah pergi
gitu aja, tanggung jawab dong” teriak Shilla.
Orang tersebut menghentikan mobilnya yang baru berjalan beberapa meter.
Orang tersebut keluar. Ganteng banget,
pikir Shilla. Gak gak boleh, sahut Shilla mencoba mengembalikan kesadarannya.
Orang tersebut berjalan kearah Shilla dengan tampang dinginnya. Shilla
tersenyum puas karena merasa menang atas perkataannya.
“ loe bilang tanggung jawab kan. Cepetan bilang, loe mau gue bayar berapa?”
sahut orang tersebut lalu mengambil dompet dari saku celananya. Shilla merasa
tak percaya atas apa yang didengarnya barusan.
“ maksud loe apa? Heh, jangan loe pikir mentang-mentang loe punya banyak
duit terus loe anggap semua nya dapat dibayar sama uang. Gak semua yang ada
didunia ini yang dapat loe beli pake uang. Ngerti???” sahut Shilla marah.
“ halahhhh, gak usah munafik deh. Gue tau semua trik yang dilakuin
orang-orang sama kayak loe. Udah bilang aja, loe butuh duit berapa?”
“ heh, orang kaya sombong, simpen aja duit loe! Gue gak butuh, orang tua
gue masih sanggup ngasih duit lebih dari duit lo itu!” bentak Shilla lalu
mengendarai sepedanya kembali.
Shilla lalu menyempatkan diri untuk menoleh kebelakang, terlihat
wajah pemuda tersebut yang tampak tenang seolah-olah tidak pernah terjadi
apa-apa.
Iiiihhh nyebelin banget, sih!!! Pikir Shilla. Shilla lalu melirik
jam tangannya. Aduh bentar lagi masuk nih. Shilla pun mempercepat laju
sepedanya.
Tinggal beberapa menit lagi dan Shilla sudah tiba didepan gerbang
sekolahnya.
“ duh tempat parkir sepeda mana sih? Hampir semuanya mobil sama motor. “
gumam Shilla sambil mondar-mandir menari tempat parkir khusus sepeda. Tiba-tiba
ada yang menyentuh pundaknya dengan pelan. Shilla lalu menengok kebelakang,
berdirilah seorang cowok tampan sambil menatapnya dengan aneh. Shilla kaget
lalu dia pun melepaskan tangan cowok itu dari pundaknya. Cowok tersebut tampak
malu, lalu ia meminta maaf ke Shilla.
“ eh, maaf kalo gue udah lancang.” ucapnya. Shilla hanya tersenyum tipis.
“ by the way, lo lagi ngapain? Kok kayaknya bingung banget.” tanya cowok
itu
“ hmm, iya nih. Tempat parkir sepeda mana ya? Perasaan disini adanya mobil
sama motor semua.” tanya Shilla dengan raut muka bingung.
Cowok itu tersenyum, lalu mengajak Shilla kesebuah tempat parkir yang cukup
kecil terus kumuh. Bau pesing menyebar kemana-mana. Terparkir beberapa sepeda
baik yang masih bagus maupun yang sudah usang. Shilla menghitung sepeda-sepeda
itu. What??? Cuma 6 buah sepeda? Kok dikit banget. Beda banget sama sekolah
Shilla yang dulu. Lebih banyak sepeda daripada mobil sama motor. Mobil sama
motor bisa dihitung, sementara sepeda gak terhitung banyaknya. Shilla
terbengong-bengong jadinya. Cowok yang ada disampingnya merasa heran dengan
tingkah Shilla.
“ woooyyy, kok bengong?” sahut cowok itu mengejutkan Shilla.
Shilla terperanjat.
“ kok sepedanya cuman ada enam buah. Kok beda banget ya sama sekolah aku.”
gumam Shilla. Cowok itu tertawa terbahak-bahak. Shilla pun semakin
terheran-heran.
“ kok ketawa sih? Emangnya ada yang lucu ya?” tanya Shilla.
“ ya ada lah. Loe murid baru ya?” tanya cowok itu
Shilla mengangguk.
Loe emangnya gak tau apa-apa
mengenai sekolah ini?” tanya cowok itu.
Shilla menggeleng.
“ bener loe gak tau? Serius?” tanya cowok itu lagi.
“ iya serius,” sahut Shilla sambil lebih menekankan kalimatnya.
Lalu si cowok menceritakan mengenai sekolah tersebut tersebut sambil menuju
kelas.
“ jadi gini, sekolah ini tuh adalah salah satu sekolah swasta rintisan
taraf internasional atau biasa disebut RSBI. Nah, sama kayak di sekolah-sekolah
yang lain disini tuh ada juga yang nguasain atau yang jadi rebutan. Misalnya
Rio atau lengkapnya Mario Stevano Aditya
Haling. Dia tuh ketua osis disini. Lumayan pinter dalam bidang akademik, tapi
dia lebih jago kalo dalam hal musik. Papanya tuh pemilik perusahaan kontraktor,
kalo mamanya itu pemilik beberapa butik terkenal di Jakarta bahkan udah punya
cabang di luar negeri. Rio nih lumayan ramah sih, tapi gak ke semua orang, dia
bisa ramah cuman sama orang terdekatnya aja. Rio tuh punya pacar namanya Ify.
Nah kalo yang kedua Gabriel lengkapnya Gabriel Stevent Damanik. Nah dia tuh
wakil ketua osis. Dia orang nya setia banget, tapi dia kadang mudah marah juga
terutama kalo dia ngerasa kesindir. Gabriel tuh jago banget main futsal sama
nyanyi. Orang tuanya Gabriel tuh sekarang lagi di luar negeri buat ngurusin
bisnis mereka disana. Nah kalo yang selanjutnya Cakka lengkapnya Cakka Kawekas
Nuraga, nah dia nih salah satu most wanted di sekolah ini. Orangnya ganteng
banget terus mudah bergaul lagi. Cakka jago banget kalo dalam hal basket,
lumayan jago sih kalo dalam hal akademik. Nah kalo orang tuanya cakka sih
sama-sama pengusaha. Kalo papanya pemilik perusahaan tekstil kalo mamanya
anggota dewan tapi juga punya beberapa kafe di beberapa hotel di Jakarta. Nah
kalo yang satunya lagi Alv...” cerita cowok itu terhenti karena suara bel
sekolah yang berbunyi.
“ duuh, entar lagi aja ya lanjutin ceritanya. Gue buru-buru nih. Thanks ya
buat ceritanya. Moga-moga aja gue gak bakalan ketemu sama mereka. Duluan ya,”
lambai Shilla. Dia pun heran kenapa tuh cewek gak mau kenal sama CRAG padahal
kan semua orang terutama yang cewek berharap agar bisa kenal bahkan dekat sama
CRAG. Cewek yang aneh, pikirnya.
Shilla pun menuju ke kantor Kepala Sekolah. Dan untungnya, Shilla dapat
dengan mudah ruangan tersebut, karena papan namanya gede banget. Setelah
berbincang-bincang dengan kepala sekolah yang ternyata adalah sahabat papanya
Shila, Shilla pun diantar kekelasnya yang baru, XI IPA 1. Shilla deg-degan
banget, dia berharap banget kelasnya yang sekarang sama kayak kelasnya yang di
Bandung dulu. Menyenangkan, nyaman, berteman dengan teman-teman yang gak jauh
beda dengan sahabatnya dulu. Shilla tersenyum membayangkan semuanya. Kepala
Sekolah mengetuk pintu kelas tersebut, lalu dipersilahkan oleh seorang pak guru
yang ternyata wali kelas barunya. Kepala sekolah lalu berbincang-bincang
sejenak dengan wali kelas Shilla. Kemudian beliau memperkenalkan Shilla sebagai
murid baru disekolah tersebut.
“ anak-anak, kalian mendapat teman baru pindahan dari Bandung. Nah untuk
selengkapnya, lebih baik dia memperkenalkan diri sendiri kepada kalian semua.
Ashilla!” panggil Kepala Sekolah.
Shilla pun masuk kekelas, dengan sedikit perasaan gugup Shila mulai membuka
suara.
“ perkenalkan, nama saya Ashilla Zahrantiara. Saya pindahan dari Bandung.
Terimakasih!” ucap Shilla lancar. Ia pun tersenyum manis sekali. Semua murid
laki-laki terpesona melihat senyumnya yang teramat manis itu. Kepala sekolah
lalu kembali keruangannya.
“ nah Shilla, perkenalkan nama saya Dave. Saya adalah wali kelas kamu
sekaligus guru bahasa inggris. Nah sekarang, kamu silahkan duduk disamping
Ify.” sahut Sir Dave. Ify yang mendengarnya terperanjat. Ia tak percaya.
“ tapi sir, sayakan duduk bareng Agni, kok Sir main pindah-pindahin segala
sih. Aku juga gak mau sebangku sama anak kampung itu” sahut Ify dengan tampang
jijik. Ify adalah pacar Rio. Orangnya agak sombong. Namun semuanya akan berubah
saat ia mengenal Shilla lebih dalam lagi. Sir Dave tampak marah. Kalau sudah
begitu, tidak ada yang berani untuk melawan. Ify pun hanya bisa menerima dengan
pasrah. Shilla pun duduk disebelah Ify. Ify tampak menutup hidungnya. Shilla
melihat semua orang menatapnya dengan sinis. Shilla berusaha untuk tidak menanggapi
lebih jauh lagi. Ia pun mengeluarkan buku-buku dari tasnya. Shila sangat
menyukai pelajaran bahasa inggris, jadi dengan mudah dia bisa berinteraksi
dengan Sir Dave. Sir Dave memuji kemampuan berbahasa inggris Shilla. Dan tentu
saja, hal itu membuat orang semakin iri dengannya.
Treeeeeeet bel istirahat berbunyi. Semua murid yang terkantuk-kantuk selama
kegiatan belajar berlangsung terbangun lagi semangatnya, karena waktunya
pembebasan diri dari kekangan rumus-rumus yang sulit.
Shilla makan sendirian dikantin. Shilla merasa belum ada yang mau berteman
dengannya. Saat shilla sedang mengantri untuk mengambil makan, tiba-tiba ada
yang menyentuh pundaknya pelan. Heh, sentuhan itu, apa jangan-jangan? Pikir
shilla kemudian berbalik kebelakang. Seseorang dengan senyum yang mengembang,
berdiri dibelakangnya.
“ elo, ngapain disini?” tanya Shilla.
“ ya mau jajanlah, emang nya mau ngapain? Main basket?” canda cowok
tersebut. Shilla pun tersenyum mendengar celotehnya.
Setelah shilla mendapatkan makanannya, ia pun berkata” gue duluan ya”
“OK!” balas cowok terrsebut. Shilla memilih untuk duduk dipojok. Menurutnya
pemandangannya cukup menarik, namun anehnya hampir tidak ada yang mau duduk
disana. Ada seorang cewek yang berkacamata cukup tebal menghampirinya. Kemudian
mengajaknya berkenalan.
“ hai, loe sendirian ya, gue boleh duduk disini gak?” tanya cewek itu.
Shilla mengangguk, lalu tersenyum. Cewek itu lalu mengulurkan tangannya
menggajak berkenalan.
“ kenalin, aku Zahra, kamu Shilla kan?” tanya cewek bernama Zahra itu.
Shilla membalas uluran tangannya.
“ iya, kok tau?”
“ ya iya lah. Aku kan temen sekelas kamu.” sahut Zahra tersenyum
“ oh, maaf bukannya aku sombong. Abis aku perhatiin tadi di kelas, gak ada
yang mau kenalan sama aku. Hehehe. By the way, senang berkenalan sama loe.”
sahut Shilla. Zahra tersenyum. Mereka berdua pun asyik melahap makan
masing-masing.
“ eh ra, kenapa sih orang-orang pada gak mau makan disini? Kan makanannya
enak terus pemandangannya bagus banget. Aneh.” sahut Shilla.
“ya iya lah, orang-orang pada gak mau makan disini. Tempat ini kan cukup
kotor, walaupun makanannya cukup enak sih. Terus menurut anak-anak, pemandangan
disini tuh kalah jauh sama yang disana. Alasannya bisa ngeliat CRAG yang lagi
main basket dengan leluasa.” jelas Zahra panjang lebar.
“CRAG? Mereka yang terkenal itu. Emang mereka siapa sih?” tanya Shilla
bingung.
“ ya ampun Shilla, mereka tuh terkenal banget gak cuman disekolah ini tapi
disekolah lain juga. Mereka tuh paling ditakutin disini. Apalagi salah satunya
anak pemilik Yayasan sekolah ini. Mereka juga sering manggung di beberapa
pentas seni. Suara mereka bagus-bagus banget tau.” cerita Zahra. Shilla hanya
mengangguk-angguk.
“ hmm, loe mau gue tunjukin gak siapa aja mereka.” tanya Zahra dan tanpa menunggu
jawaban Shilla, Zahra pun menarik tangan shilla. Mau tidak mau shilla pun
menurut saja. Mereka pun duduk dibawah sebuah pohon flamboyan yang tidak cukup
besar.
“nah
shill, yang itu yang lagi berdiri disamping ring basket itu namanya Gabriel.” jelas
Zahra. Sambil memperhatikan keterangan Zahra, Shilla terus mengunyah burgernya.
“ kalo yang lagi minum tuh namanya Rio,” sahut Zahra. Shilla
bengong, kok yang lagi main basket mirip sama cowok tadi ya, pikir Shilla.
“ nah kalo yang lagi main basket tuh Cakka, loe...” omongan zahra
terpotong.
“ brusszttttt...” minuman yang sedang diminum shilla muncrat
kemana-mana. Shilla kaget. Ternyata cowok
itu Cakka. Tapi kok dia gak bilang kalo di Cakka.
“ kenapa? Loe kaget ya? Loe beruntung banget bisa deket sama
Cakka. Makanya, banyak fans-fans Cakka yag iri pas ngeliat loe bisa akrab sama
Cakka. Gosip nya sih, Cakka pacaran sama Agni, cewek yang tempat duduknya loe
tempatin sekarang. Hati-hati aja loe diamuk sama Agni. Agni anaknya judes
banget, tomboy lagi. Tapi dia gak sepenuhnya kayak gitu kok. Sebenarnya dia tuh
baik, buktinya aja waktu aku sama mamaku mau pergi kerumah temennya mama, kami
nunggu taksi didekat halte. Tapi satu pun taksi gak ada yang lewat. Gak
beberapa lama, ada mobil warnanya silver ngedeketin aku sama mama. Aku takut
banget waktu itu, aku pikir orang jahat kan. Gak taunya pas kaca mobil dibuka,
Agni tersenyum ramah banget. Terus dia nyapa aku, zahra kan? Mau kemana? Terus
gue bilang mau kerumah temennya mama di kawasan Bintaro. Eh dia malah nawarin
buat anterin aku sama mama. Katanya dia lewat daerah Bintaro. Ya udah, meski
dengan sedikit perasaan malu, aku sama mama ikut sama dia. Pas besok nya aku
perhatiin dia, sikap nya balik ke sifat asalnya. Kadang aku bingung, sebenarnya
dia itu punya kepribadian ganda ya?” Zahra menjelaskan dengan sangat panjang
lebar. Dan shilla antusias mendengarkannya.
“ lanjut, nah kalo yang itu pangerannya
Carnations
High School” ucap Zahra sambil menunjuk kearah seorang cowok yang berjaket
merah hitam yang lagi duduk sambil dengerin musik lewat earphone.
“ cowok itu...” sahut shilla sambil
menginget kejadian yang membuatnya merasa kesal sekali.
“ kenapa shill? Loe kenal? Dia Alvin, anak pemilik Yayasan sekolah
ini. Dia tuh yang paling banyak fansnya. Tapi sikapnya cuek banget, dingin, terus
sombong. Dia gosipnya pacaran sama Sivia, cewek yang berambut pendek itu tuh.
Cuma Via yang bisa sedeket itu sama Alvin.” Sahut zahra
“ huh, kenapa sih mereka suka banget sama tuh cowok. Dia tuh
kasar, dia yang bikin gue kesel banget tadi pagi..” sahut shilla geram.
“ emangnya kenapa shill?” tanya zahra heran. Shilla pun
menceritakan awal pertemuannya dengan cowok menyebalkan tersebut.
“ loe kasian banget, shill. Baru ketemu aja, udah digituin. Lo
juga, berani banget sih sama dia. Anak-anak disini tuh pada gak berani sama
dia. Hati-hati aja pesen gue, feeling gue bilang loe gak bakalan tenang deh
sekolah disini shill. Soalnya siapapun yang buat masalah sama mereka gak
bakalan tenang sekolah disini.” ucap zahra.
“ gue gak takut. Gue gak salah sama sekali, jadi ngapain gue harus
takut. Selama ada Allah yang selalu ngejaga gue, gue yakin bakalan aman.” ucap
shilla
“ lo tenang aja shill, ada gue kok yang bakalan bantuin loe,”
sahut zahra mengulurkan kelingkingnya. Shilla pun menyambutnya.
“thanks ya ra, loe sahabat yang baik.” sahut shilla. Mereka pun
tertawa bersama.
“ huh, akhirnya pulang juga. Bikin ngantuk pelajaran sejarah
barusan,” sahut shilla.
“gue malah senang banget tuh daripada matematika, bahasa inggris.
Eh dari tadi sir dave muji-muji kamu terus tau gak sih. Jarang lo, sir dave
segitu antusiasnya pas ngajar tadi. Soalnya di kelas banyak yang gak suka sama
dia, termasuk aku... heehe” sahut zahra cengengesan. Shilla hanya geleng-geleng
kepala. Namun dia seneng banget bisa temenan sama zahra, soalnya zahra tuh
nyenengin.
“ shill loe pulang naik apa? Bareng gue yuk?” tawar zahra.
“ gak usah,ra. Makasih. Aku mau pulang pake sepeda aja, lebih
santai.” Saut shilla
“ sepeda? Gak capek shill? Mending pulang bareng aku aja yuk.”
“ nih... ini nih penyakit anak kota. Kamu belum tau aja sih
enaknya naik sepeda. Makanya sekali-sekali naik sepeda dong.”
“ hehehe... ya udah aku pulang duluan ya. Soalnya sopir aku tu
udah jemput.” Sahut zahra lalu melambaikan tangan. Sepeda? Ide yang bagus,
pikir zahra.
Keesokan harinya, di kelas XI IPA1 tampak riuh. Shilla yang baru
tiba disekolah terheran lalu menghampiri zahra yang sedang piket didepan kelas.
“ ra, ada apa si? Kok kayaknya rame banget?”
“ bener kan yang aku bilang kemaren, si Agni ngamuk tempat duduk nya
dipindahin.”
Shilla akan melangkah masuk namun dicegah oleh zahra.
“ shill, saran aku kamu jangan masuk deh. Aku takut kamu
diapa-apain sama Agni. Agni suka nekat lho,”
“ gak apa- apa ko ra. Aku masuk ya,” sahut shilla lalu melepaskan
pegangan zahra. Zahra masih tetap khawatir takut terjadi sesuatu pada shilla.
Agni berteriak-teriak tidak karuan. Beberapa anak terlihat
menyingkir. Shilla pun masuk kedalam kelas, agni menoleh kepadanya dan
tersenyum sinis lalu mendekati shilla. Shilla berusaha untuk bersikap tenang
dihadapan agni. Jarak antara keduanya sangat dekat sekali, sampai akhirnya
keduanya benar-benar bertatap muka.
“ oh jadi ini guys anak baru itu,” sindir agni lalu menoleh kearah
teman-temannya. Sivia, Ify, Angel, mengangguk-anggukkan kepala mereka. Agni
lalu berjalan memutari Shilla.
“ kok bisa sih sir Dave kagum sama nih anak. Kampungan, sok polos,
sok pinter, sok cantik. Anak mana sih loe, baru hari pertama aja udah ngerebut
punya orang. Gak usah belagu deh loe, anak baru juga.” Bentak Agni lalu mendorong
Shilla. Shilla mencoba untuk bersabar. Agni lalu melanjutkan omongannya.
“ heh, gak punya mulut loe.?! Loe tau loe itu gak cocok buat
sekolah disini. Disini tuh lingkungan elit, gak pantes buat orang udik kaya
loe,” bentak Agni. Lalu disambut tawa oleh semua anak kelas XII IPA 1.
“ loe tuh pantes nya buat tinggal sama sekolah di Bantar Gebang
sana!” bentak agni lalu mendorong bahu Shilla. Namun Shilla dengan sigap
menangkap tangan Agni, Agni pun terlihat semakin bertambah kesal dan marah.
Belum pernah seorang pun berani melawan dirinya. Jangankan melawan untuk menatap
pun tidak berani.
“ jangan pernah coba-coba buat kurang ajar sama gue. Jangan
mentang-mentang loe punya segalanya, terus loe bisa seenaknya sama orang lain.
Satu hal yang perlu loe ingat gue gak bakalan pernah takut sama loe, ngerti!”
giliran Shilla membentak Agni.
“ heh, sialan loe. Berani loe sama gue, cari mati loe?” bentak Agni.
“ capek gue ngadepin orang kaya loe. Gak bakalan selesai
urusannya. Sekarang gue klarifikasi ya. Gue gak pernah cari muka sama sir Dave.
Mengenai masalah gue sebangku sama Ify, itu Sir Dave yang nyuruh. Bukan kemauan
gue. Kalo loe emang niat buat sebangku sama Ify, silahkan loe ngomong sama Sir Dave.
Gue akan dengan senang hati pindah tempat duduk. Puaskan loe sekarang.” Jelas
shilla panjang lebar. Setelah selesai mengeluarkan semua uneg-uneg yang
mengganjal dalam hatinya, Shilla mengambil tasnya kembali lalu pergi keluar
dengan disusul oleh Zahra. Sementara Agni membanting kursi yang ada
dihadapannya.
Shilla pergi ketoilet untuk mencuci mukanya. Sesak napas Shilla,
berulangkali Shilla menghembuskan napas dengan kasar.
Bruuuk! Shilla bertabrakan dengan seseorang sehingga keduanya
terpeleset secara bersamaan. Lantai toilet yang sangat licin, membuat keduanya
susah untuk berdiri. Keduanya pun saling menopang diri mereka agar bisa
berdiri.
“ aauuuww. Sakit banget.” Shilla meringis sambil memegang
pinggangnya yang masih terasa sangat nyeri.
“ heh, loe itu punya mata gak sih. Kalo jalan tuh liat-liat.
Ahhhh.” bentak orang dihadapannya. Shilla kesal lalu mendongakkan kepalanya.
Dan ternyata si penabrak adalah Alvin.
“ loe...?” teriak keduanya secara bersamaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar