Pages

Diberdayakan oleh Blogger.

Carnation's Secret

Selasa, 10 Juni 2014




 My first fanfict nih, sorry kalo masih banyak banget typo,,, :)
Enjoy...
 “ Non.. non shilla” panggil seseorang dengan lembut sambil menepuk-nepuk pelan pipi Shilla.
“ Non, bangun non. Sudah siang... non inikan hari pertama non Shila masuk sekolah.” sahut orang tersebut lagi.
Shilla pun terbangun lalu melakukan sedikit peregangan. Kantuknya belum pulih benar. Terlihat matanya masih tertutup. Perlahan ia membuka kedua matanya. Dilihatnya Mbok Minah sedang membereskan meja belajarnya.
“ Mbok, Mama mana?” tanya Shilla.
“ Mama sama Papa udah berangkat tadi pagi ke Semarang non.”
“ Ngapain? Terus Kekey sama Shanin mana?” tanya shilla lagi
“ Katanya mau ngurusin proyek disana. Non shanin lagi mandi. Kalo kekey masih tidur, kecapekan kali.” Sahut mbok minah tersenyum.
“ Terus kapan pulang?” tanya shilla lagi
“ Katanya di Semarang tiga minggu. Setelah itu pulang sebentar lalu pergi ke Medan.”
Shilla sedih mendengarnya, sebelumnya belum pernah orang tuanya sesibuk ini sampai-sampai melupakan anak-anak mereka. Mungkin usaha orang tuanya yang berkembang pesat, sehingga keduanya harus berusaha dengan ekstra agar semua usaha tidak sia-sia.

Shilla adalah anak pertama dari pasangan Pak Galih dan Bu Manda. Shilla punya dua orang adik yang keduanya adalah perempuan. Mereka adalah Shanin dan Kekey. Shilla dan keluarganya dulu tinggal di Bandung. Namun karena alasan perusahaan ayahnya yang semakin maju, Shilla dan keluarganya harus pindah ke Jakarta. Shilla merasa sangat berat meninggalkan tempat yang penuh dengan kenangan manis tersebut. Namun dengan terpaksa Shilla harus ikut keluarganya pindah ke Jakarta. Shanin sekolah di SMP Steinmeiz, kekey sekolah di SDN 21 JAKARTA, sementara Shilla sendiri sekolah di Carnations High School.
 “ Non...” panggil mbok Minah.
Shilla terperanjat dan bertanya ke mbok Minah.
“ Mbok, sekarang udah jam berapa?” tanya Shilla.
“ Udah jam 06.15 WIB.” Jawab mbok Minah
“ Oooh...” sahut Shilla.
“ Huaaa... aku telat mbok”  teriak Shilla lalu bangkit dari tempat tidurnya, menyambar sebuah handuk lalu masuk ke kamar mandi. Mbok minah hanya menggeleng-gelengkan kepala melihat majikan kesayangannya itu.

Diruang makan, Shilla menyambar roti Shanin yang sudah di berinya selai coklat kesukaannya. Shanin berteriak kesal.
“ iiihhh mbak Shilla,,,” teriak shilla kesal.
“ hehehe sorry Nin. Mbak udah telat nih... mbak udah telat nih. Mbak duluan ya, kan sekolah mbak paling jauh.” mencium Shanin dan Kekey, lalu menggoes sepeda biru kesayangannya. Di sekolah nya yang lama, Shilla dan sahabatnya sering bersepeda bersama berangkat kesekolah. Shilla memang belum pernah tinggal di Jakarta. Namun kemarin, papanya mengantarkan Shilla kesekolahnya sekadar untuk melihat-lihat.
“ aduh, dua menit lagi jam 07.00 WIB nih. Telat gak ya?” sahut Shilla khawatir sambil sesekali melihat jam tangan nya. Jalan sekitar pertigaan menuju kesekolahnya agak becek, mungkin karena hujan semalam. Saat hendak berbelok ke arah kanan, sebuah mobil yang mewah secara bersamaan akan berbelok juga. Sehingga saat lewat di genangan air kotor, air tersebut terciprat kearah Shilla. Shila terkejut lalu menghentikan sepedanya. Shilla berhenti untuk membersihkan pakaian nya sambil berteriak-teriak kesal ke si pengemudi mobil tersebut.
“ heh, elo... jangan mentang-mentang punya mobil seenaknya aja.” Teriak Shilla kesal. Karena teriakan nya tidak ditanggapi, Shilla pun merasa kesal lalu melanjutkan perkataannya.
“ baru punya mobil segitu udah sombong. Elo pikir, ni jalan punya nenek moyang lo apa. Ini tuh jalan umum. Jangan mikirin diri sendiri dong. Nyusahin orang lain aja bisanya. Dasar orang kaya sombong” sahut Shilla merasa puas setelah mengeluarkan semua uneg-unegnya.
Orang tersebut lalu membuka kaca mobilnya lalu tersenyum sinis. Terlihat sekali keangkuhan dirinya.
“ udah puas ngomongnya?” sahut orang tersebut lalu menutup kaca mobilnya kembali.
Terasa sampai keubun-ubun panas hati Shilla.
“ heh, elo punya hati gak sih? Udah salah bukannya minta maaf malah pergi gitu aja, tanggung jawab dong” teriak Shilla.
Orang tersebut menghentikan mobilnya yang baru berjalan beberapa meter. Orang tersebut keluar. Ganteng banget, pikir Shilla. Gak gak boleh, sahut Shilla mencoba mengembalikan kesadarannya. Orang tersebut berjalan kearah Shilla dengan tampang dinginnya. Shilla tersenyum puas karena merasa menang atas perkataannya.
“ loe bilang tanggung jawab kan. Cepetan bilang, loe mau gue bayar berapa?” sahut orang tersebut lalu mengambil dompet dari saku celananya. Shilla merasa tak percaya atas apa yang didengarnya barusan.
“ maksud loe apa? Heh, jangan loe pikir mentang-mentang loe punya banyak duit terus loe anggap semua nya dapat dibayar sama uang. Gak semua yang ada didunia ini yang dapat loe beli pake uang. Ngerti???” sahut Shilla marah.
“ halahhhh, gak usah munafik deh. Gue tau semua trik yang dilakuin orang-orang sama kayak loe. Udah bilang aja, loe butuh duit berapa?”
“ heh, orang kaya sombong, simpen aja duit loe! Gue gak butuh, orang tua gue masih sanggup ngasih duit lebih dari duit lo itu!” bentak Shilla lalu mengendarai sepedanya kembali.
 Shilla lalu menyempatkan diri untuk menoleh kebelakang, terlihat wajah pemuda tersebut yang tampak tenang seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa.
Iiiihhh nyebelin  banget, sih!!! Pikir Shilla. Shilla lalu melirik jam tangannya. Aduh bentar lagi masuk nih. Shilla pun mempercepat laju sepedanya.
                                             
Tinggal beberapa menit lagi dan Shilla sudah tiba didepan gerbang sekolahnya.
“ duh tempat parkir sepeda mana sih? Hampir semuanya mobil sama motor. “ gumam Shilla sambil mondar-mandir menari tempat parkir khusus sepeda. Tiba-tiba ada yang menyentuh pundaknya dengan pelan. Shilla lalu menengok kebelakang, berdirilah seorang cowok tampan sambil menatapnya dengan aneh. Shilla kaget lalu dia pun melepaskan tangan cowok itu dari pundaknya. Cowok tersebut tampak malu, lalu ia meminta maaf ke Shilla.
“ eh, maaf kalo gue udah lancang.” ucapnya. Shilla hanya tersenyum tipis.
“ by the way, lo lagi ngapain? Kok kayaknya bingung banget.” tanya cowok itu
“ hmm, iya nih. Tempat parkir sepeda mana ya? Perasaan disini adanya mobil sama motor semua.” tanya Shilla dengan raut muka bingung.
Cowok itu tersenyum, lalu mengajak Shilla kesebuah tempat parkir yang cukup kecil terus kumuh. Bau pesing menyebar kemana-mana. Terparkir beberapa sepeda baik yang masih bagus maupun yang sudah usang. Shilla menghitung sepeda-sepeda itu. What??? Cuma 6 buah sepeda? Kok dikit banget. Beda banget sama sekolah Shilla yang dulu. Lebih banyak sepeda daripada mobil sama motor. Mobil sama motor bisa dihitung, sementara sepeda gak terhitung banyaknya. Shilla terbengong-bengong jadinya. Cowok yang ada disampingnya merasa heran dengan tingkah Shilla.
“ woooyyy, kok bengong?” sahut cowok itu mengejutkan Shilla.
Shilla terperanjat.
“ kok sepedanya cuman ada enam buah. Kok beda banget ya sama sekolah aku.” gumam Shilla. Cowok itu tertawa terbahak-bahak. Shilla pun semakin terheran-heran.
“ kok ketawa sih? Emangnya ada yang lucu ya?” tanya Shilla.
“ ya ada lah. Loe murid baru ya?” tanya cowok itu
Shilla mengangguk.                
 Loe emangnya gak tau apa-apa mengenai  sekolah ini?” tanya cowok itu. Shilla menggeleng.
“ bener loe gak tau? Serius?” tanya cowok itu lagi.
“ iya serius,” sahut Shilla sambil lebih menekankan kalimatnya.
Lalu si cowok menceritakan mengenai sekolah tersebut tersebut sambil menuju kelas.
“ jadi gini, sekolah ini tuh adalah salah satu sekolah swasta rintisan taraf internasional atau biasa disebut RSBI. Nah, sama kayak di sekolah-sekolah yang lain disini tuh ada juga yang nguasain atau yang jadi rebutan. Misalnya Rio atau lengkapnya Mario  Stevano Aditya Haling. Dia tuh ketua osis disini. Lumayan pinter dalam bidang akademik, tapi dia lebih jago kalo dalam hal musik. Papanya tuh pemilik perusahaan kontraktor, kalo mamanya itu pemilik beberapa butik terkenal di Jakarta bahkan udah punya cabang di luar negeri. Rio nih lumayan ramah sih, tapi gak ke semua orang, dia bisa ramah cuman sama orang terdekatnya aja. Rio tuh punya pacar namanya Ify. Nah kalo yang kedua Gabriel lengkapnya Gabriel Stevent Damanik. Nah dia tuh wakil ketua osis. Dia orang nya setia banget, tapi dia kadang mudah marah juga terutama kalo dia ngerasa kesindir. Gabriel tuh jago banget main futsal sama nyanyi. Orang tuanya Gabriel tuh sekarang lagi di luar negeri buat ngurusin bisnis mereka disana. Nah kalo yang selanjutnya Cakka lengkapnya Cakka Kawekas Nuraga, nah dia nih salah satu most wanted di sekolah ini. Orangnya ganteng banget terus mudah bergaul lagi. Cakka jago banget kalo dalam hal basket, lumayan jago sih kalo dalam hal akademik. Nah kalo orang tuanya cakka sih sama-sama pengusaha. Kalo papanya pemilik perusahaan tekstil kalo mamanya anggota dewan tapi juga punya beberapa kafe di beberapa hotel di Jakarta. Nah kalo yang satunya lagi Alv...” cerita cowok itu terhenti karena suara bel sekolah yang berbunyi.
“ duuh, entar lagi aja ya lanjutin ceritanya. Gue buru-buru nih. Thanks ya buat ceritanya. Moga-moga aja gue gak bakalan ketemu sama mereka. Duluan ya,” lambai Shilla. Dia pun heran kenapa tuh cewek gak mau kenal sama CRAG padahal kan semua orang terutama yang cewek berharap agar bisa kenal bahkan dekat sama CRAG. Cewek yang aneh, pikirnya.
Shilla pun menuju ke kantor Kepala Sekolah. Dan untungnya, Shilla dapat dengan mudah ruangan tersebut, karena papan namanya gede banget. Setelah berbincang-bincang dengan kepala sekolah yang ternyata adalah sahabat papanya Shila, Shilla pun diantar kekelasnya yang baru, XI IPA 1. Shilla deg-degan banget, dia berharap banget kelasnya yang sekarang sama kayak kelasnya yang di Bandung dulu. Menyenangkan, nyaman, berteman dengan teman-teman yang gak jauh beda dengan sahabatnya dulu. Shilla tersenyum membayangkan semuanya. Kepala Sekolah mengetuk pintu kelas tersebut, lalu dipersilahkan oleh seorang pak guru yang ternyata wali kelas barunya. Kepala sekolah lalu berbincang-bincang sejenak dengan wali kelas Shilla. Kemudian beliau memperkenalkan Shilla sebagai murid baru disekolah tersebut.
“ anak-anak, kalian mendapat teman baru pindahan dari Bandung. Nah untuk selengkapnya, lebih baik dia memperkenalkan diri sendiri kepada kalian semua. Ashilla!” panggil Kepala Sekolah.
Shilla pun masuk kekelas, dengan sedikit perasaan gugup Shila mulai membuka suara.
“ perkenalkan, nama saya Ashilla Zahrantiara. Saya pindahan dari Bandung. Terimakasih!” ucap Shilla lancar. Ia pun tersenyum manis sekali. Semua murid laki-laki terpesona melihat senyumnya yang teramat manis itu. Kepala sekolah lalu kembali keruangannya.
“ nah Shilla, perkenalkan nama saya Dave. Saya adalah wali kelas kamu sekaligus guru bahasa inggris. Nah sekarang, kamu silahkan duduk disamping Ify.” sahut Sir Dave. Ify yang mendengarnya terperanjat. Ia tak percaya.
“ tapi sir, sayakan duduk bareng Agni, kok Sir main pindah-pindahin segala sih. Aku juga gak mau sebangku sama anak kampung itu” sahut Ify dengan tampang jijik. Ify adalah pacar Rio. Orangnya agak sombong. Namun semuanya akan berubah saat ia mengenal Shilla lebih dalam lagi. Sir Dave tampak marah. Kalau sudah begitu, tidak ada yang berani untuk melawan. Ify pun hanya bisa menerima dengan pasrah. Shilla pun duduk disebelah Ify. Ify tampak menutup hidungnya. Shilla melihat semua orang menatapnya dengan sinis. Shilla berusaha untuk tidak menanggapi lebih jauh lagi. Ia pun mengeluarkan buku-buku dari tasnya. Shila sangat menyukai pelajaran bahasa inggris, jadi dengan mudah dia bisa berinteraksi dengan Sir Dave. Sir Dave memuji kemampuan berbahasa inggris Shilla. Dan tentu saja, hal itu membuat orang semakin iri dengannya.

Treeeeeeet bel istirahat berbunyi. Semua murid yang terkantuk-kantuk selama kegiatan belajar berlangsung terbangun lagi semangatnya, karena waktunya pembebasan diri dari kekangan rumus-rumus yang sulit.

Shilla makan sendirian dikantin. Shilla merasa belum ada yang mau berteman dengannya. Saat shilla sedang mengantri untuk mengambil makan, tiba-tiba ada yang menyentuh pundaknya pelan. Heh, sentuhan itu, apa jangan-jangan? Pikir shilla kemudian berbalik kebelakang. Seseorang dengan senyum yang mengembang, berdiri dibelakangnya.
“ elo, ngapain disini?” tanya Shilla.
“ ya mau jajanlah, emang nya mau ngapain? Main basket?” canda cowok tersebut. Shilla pun tersenyum mendengar celotehnya.
Setelah shilla mendapatkan makanannya, ia pun berkata” gue duluan ya”
“OK!” balas cowok terrsebut. Shilla memilih untuk duduk dipojok. Menurutnya pemandangannya cukup menarik, namun anehnya hampir tidak ada yang mau duduk disana. Ada seorang cewek yang berkacamata cukup tebal menghampirinya. Kemudian mengajaknya berkenalan.
“ hai, loe sendirian ya, gue boleh duduk disini gak?” tanya cewek itu. Shilla mengangguk, lalu tersenyum. Cewek itu lalu mengulurkan tangannya menggajak berkenalan.
“ kenalin, aku Zahra, kamu Shilla kan?” tanya cewek bernama Zahra itu. Shilla membalas uluran tangannya.
“ iya, kok tau?”
“ ya iya lah. Aku kan temen sekelas kamu.” sahut Zahra tersenyum
“ oh, maaf bukannya aku sombong. Abis aku perhatiin tadi di kelas, gak ada yang mau kenalan sama aku. Hehehe. By the way, senang berkenalan sama loe.” sahut Shilla. Zahra tersenyum. Mereka berdua pun asyik melahap makan masing-masing.
“ eh ra, kenapa sih orang-orang pada gak mau makan disini? Kan makanannya enak terus pemandangannya bagus banget. Aneh.” sahut Shilla.
“ya iya lah, orang-orang pada gak mau makan disini. Tempat ini kan cukup kotor, walaupun makanannya cukup enak sih. Terus menurut anak-anak, pemandangan disini tuh kalah jauh sama yang disana. Alasannya bisa ngeliat CRAG yang lagi main basket dengan leluasa.” jelas Zahra panjang lebar.
“CRAG? Mereka yang terkenal itu. Emang mereka siapa sih?” tanya Shilla bingung.
“ ya ampun Shilla, mereka tuh terkenal banget gak cuman disekolah ini tapi disekolah lain juga. Mereka tuh paling ditakutin disini. Apalagi salah satunya anak pemilik Yayasan sekolah ini. Mereka juga sering manggung di beberapa pentas seni. Suara mereka bagus-bagus banget tau.” cerita Zahra. Shilla hanya mengangguk-angguk.
“ hmm, loe mau gue tunjukin gak siapa aja mereka.” tanya Zahra dan tanpa menunggu jawaban Shilla, Zahra pun menarik tangan shilla. Mau tidak mau shilla pun menurut saja. Mereka pun duduk dibawah sebuah pohon flamboyan yang tidak cukup besar.
nah shill, yang itu yang lagi berdiri disamping ring basket itu namanya Gabriel.” jelas Zahra. Sambil memperhatikan keterangan Zahra, Shilla terus mengunyah burgernya.
                                                                              
“ kalo yang lagi minum tuh namanya Rio,” sahut Zahra. Shilla bengong, kok yang lagi main basket mirip sama cowok tadi ya, pikir Shilla.
“ nah kalo yang lagi main basket tuh Cakka, loe...” omongan zahra terpotong.
“ brusszttttt...” minuman yang sedang diminum shilla muncrat kemana-mana. Shilla kaget. Ternyata cowok  itu Cakka. Tapi kok dia gak bilang kalo di Cakka.
“ kenapa? Loe kaget ya? Loe beruntung banget bisa deket sama Cakka. Makanya, banyak fans-fans Cakka yag iri pas ngeliat loe bisa akrab sama Cakka. Gosip nya sih, Cakka pacaran sama Agni, cewek yang tempat duduknya loe tempatin sekarang. Hati-hati aja loe diamuk sama Agni. Agni anaknya judes banget, tomboy lagi. Tapi dia gak sepenuhnya kayak gitu kok. Sebenarnya dia tuh baik, buktinya aja waktu aku sama mamaku mau pergi kerumah temennya mama, kami nunggu taksi didekat halte. Tapi satu pun taksi gak ada yang lewat. Gak beberapa lama, ada mobil warnanya silver ngedeketin aku sama mama. Aku takut banget waktu itu, aku pikir orang jahat kan. Gak taunya pas kaca mobil dibuka, Agni tersenyum ramah banget. Terus dia nyapa aku, zahra kan? Mau kemana? Terus gue bilang mau kerumah temennya mama di kawasan Bintaro. Eh dia malah nawarin buat anterin aku sama mama. Katanya dia lewat daerah Bintaro. Ya udah, meski dengan sedikit perasaan malu, aku sama mama ikut sama dia. Pas besok nya aku perhatiin dia, sikap nya balik ke sifat asalnya. Kadang aku bingung, sebenarnya dia itu punya kepribadian ganda ya?” Zahra menjelaskan dengan sangat panjang lebar. Dan shilla antusias mendengarkannya.
“ lanjut, nah kalo yang itu pangerannya Carnations High School” ucap Zahra sambil menunjuk kearah seorang cowok yang berjaket merah hitam yang lagi duduk sambil dengerin musik lewat earphone.
“ cowok itu...” sahut shilla sambil menginget kejadian yang membuatnya merasa kesal sekali.
“ kenapa shill? Loe kenal? Dia Alvin, anak pemilik Yayasan sekolah ini. Dia tuh yang paling banyak fansnya. Tapi sikapnya cuek banget, dingin, terus sombong. Dia gosipnya pacaran sama Sivia, cewek yang berambut pendek itu tuh. Cuma Via yang bisa sedeket itu sama Alvin.” Sahut zahra
“ huh, kenapa sih mereka suka banget sama tuh cowok. Dia tuh kasar, dia yang bikin gue kesel banget tadi pagi..” sahut shilla geram.
“ emangnya kenapa shill?” tanya zahra heran. Shilla pun menceritakan awal pertemuannya dengan cowok menyebalkan tersebut.
“ loe kasian banget, shill. Baru ketemu aja, udah digituin. Lo juga, berani banget sih sama dia. Anak-anak disini tuh pada gak berani sama dia. Hati-hati aja pesen gue, feeling gue bilang loe gak bakalan tenang deh sekolah disini shill. Soalnya siapapun yang buat masalah sama mereka gak bakalan tenang sekolah disini.” ucap zahra.
“ gue gak takut. Gue gak salah sama sekali, jadi ngapain gue harus takut. Selama ada Allah yang selalu ngejaga gue, gue yakin bakalan aman.” ucap shilla
“ lo tenang aja shill, ada gue kok yang bakalan bantuin loe,” sahut zahra mengulurkan kelingkingnya. Shilla pun menyambutnya.
“thanks ya ra, loe sahabat yang baik.” sahut shilla. Mereka pun tertawa bersama.
                                                                 
“ huh, akhirnya pulang juga. Bikin ngantuk pelajaran sejarah barusan,” sahut shilla.
“gue malah senang banget tuh daripada matematika, bahasa inggris. Eh dari tadi sir dave muji-muji kamu terus tau gak sih. Jarang lo, sir dave segitu antusiasnya pas ngajar tadi. Soalnya di kelas banyak yang gak suka sama dia, termasuk aku... heehe” sahut zahra cengengesan. Shilla hanya geleng-geleng kepala. Namun dia seneng banget bisa temenan sama zahra, soalnya zahra tuh nyenengin.
“ shill loe pulang naik apa? Bareng gue yuk?” tawar zahra.
“ gak usah,ra. Makasih. Aku mau pulang pake sepeda aja, lebih santai.” Saut shilla
“ sepeda? Gak capek shill? Mending pulang bareng aku aja yuk.”
“ nih... ini nih penyakit anak kota. Kamu belum tau aja sih enaknya naik sepeda. Makanya sekali-sekali naik sepeda dong.”
“ hehehe... ya udah aku pulang duluan ya. Soalnya sopir aku tu udah jemput.” Sahut zahra lalu melambaikan tangan. Sepeda? Ide yang bagus, pikir zahra.


Keesokan harinya, di kelas XI IPA1 tampak riuh. Shilla yang baru tiba disekolah terheran lalu menghampiri zahra yang sedang piket didepan kelas.
“ ra, ada apa si? Kok kayaknya rame banget?”
“ bener kan yang aku bilang kemaren, si Agni ngamuk tempat duduk nya dipindahin.”
Shilla akan melangkah masuk namun dicegah oleh zahra.
“ shill, saran aku kamu jangan masuk deh. Aku takut kamu diapa-apain sama Agni. Agni suka nekat lho,”
“ gak apa- apa ko ra. Aku masuk ya,” sahut shilla lalu melepaskan pegangan zahra. Zahra masih tetap khawatir takut terjadi sesuatu pada shilla.

Agni berteriak-teriak tidak karuan. Beberapa anak terlihat menyingkir. Shilla pun masuk kedalam kelas, agni menoleh kepadanya dan tersenyum sinis lalu mendekati shilla. Shilla berusaha untuk bersikap tenang dihadapan agni. Jarak antara keduanya sangat dekat sekali, sampai akhirnya keduanya benar-benar bertatap muka.
“ oh jadi ini guys anak baru itu,” sindir agni lalu menoleh kearah teman-temannya. Sivia, Ify, Angel, mengangguk-anggukkan kepala mereka. Agni lalu berjalan memutari Shilla.
“ kok bisa sih sir Dave kagum sama nih anak. Kampungan, sok polos, sok pinter, sok cantik. Anak mana sih loe, baru hari pertama aja udah ngerebut punya orang. Gak usah belagu deh loe, anak baru juga.” Bentak Agni lalu mendorong Shilla. Shilla mencoba untuk bersabar. Agni lalu melanjutkan omongannya.
“ heh, gak punya mulut loe.?! Loe tau loe itu gak cocok buat sekolah disini. Disini tuh lingkungan elit, gak pantes buat orang udik kaya loe,” bentak Agni. Lalu disambut tawa oleh semua anak kelas XII IPA 1.
“ loe tuh pantes nya buat tinggal sama sekolah di Bantar Gebang sana!” bentak agni lalu mendorong bahu Shilla. Namun Shilla dengan sigap menangkap tangan Agni, Agni pun terlihat semakin bertambah kesal dan marah. Belum pernah seorang pun berani melawan dirinya. Jangankan melawan untuk menatap pun tidak berani.
“ jangan pernah coba-coba buat kurang ajar sama gue. Jangan mentang-mentang loe punya segalanya, terus loe bisa seenaknya sama orang lain. Satu hal yang perlu loe ingat gue gak bakalan pernah takut sama loe, ngerti!” giliran Shilla membentak Agni.
“ heh, sialan loe. Berani loe sama gue, cari mati loe?” bentak Agni.
“ capek gue ngadepin orang kaya loe. Gak bakalan selesai urusannya. Sekarang gue klarifikasi ya. Gue gak pernah cari muka sama sir Dave. Mengenai masalah gue sebangku sama Ify, itu Sir Dave yang nyuruh. Bukan kemauan gue. Kalo loe emang niat buat sebangku sama Ify, silahkan loe ngomong sama Sir Dave. Gue akan dengan senang hati pindah tempat duduk. Puaskan loe sekarang.” Jelas shilla panjang lebar. Setelah selesai mengeluarkan semua uneg-uneg yang mengganjal dalam hatinya, Shilla mengambil tasnya kembali lalu pergi keluar dengan disusul oleh Zahra. Sementara Agni membanting kursi yang ada dihadapannya.

Shilla pergi ketoilet untuk mencuci mukanya. Sesak napas Shilla, berulangkali Shilla menghembuskan napas dengan kasar.
Bruuuk! Shilla bertabrakan dengan seseorang sehingga keduanya terpeleset secara bersamaan. Lantai toilet yang sangat licin, membuat keduanya susah untuk berdiri. Keduanya pun saling menopang diri mereka agar bisa berdiri.
“ aauuuww. Sakit banget.” Shilla meringis sambil memegang pinggangnya yang masih terasa sangat nyeri.
“ heh, loe itu punya mata gak sih. Kalo jalan tuh liat-liat. Ahhhh.” bentak orang dihadapannya. Shilla kesal lalu mendongakkan kepalanya. Dan ternyata si penabrak adalah Alvin.
“ loe...?” teriak keduanya secara bersamaan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Most Reading

Sidebar One